Selasa, 07 Januari 2014

TANAM JAJAR LEGOWO

Sistem tanam jajar legowo merupakan cara tanam padi dengan pola beberapa barisan tanaman yang kemudiandiselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong
dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan Pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan
untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit. Namun Kemudian, pola tanam ini berkembang untukmemberikan hasil yang lebih tinggi akibat dari peningkatanpopulasi dan optimalisasi ruang tumbuh bagi tanaman. Sistem tanam jajar legowo pada arah barisan tanaman terluar memberikan ruang yang lebih
longgar sekaligus populasi yang lebih tinggi. Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara
dan pemanfaatan sinar matahari lebih optimal untuk pertanaman. Selain itu, upaya penanggulangan gulma
dan pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Mengapa Harus Jajar Legowo
Pada umumnya, varietas padi pada kondisi jarak tanam sempit akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan malai yang lebih sedikit, panjang malai yang lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah per-malai berkurang dibandingkan pada kondisi jarak tanam lebar (potensial). Fakta dilapangan membuktikan bahwa penampilan indivudu tanaman padi pada jarak tanam lebar
lebih bagus dibandingkan dengan jarak tanam rapat. Pada jarak tanam lebar (50x50) Cm dapat menghasilkan lebih dari 45 anakan/rumpun, dengan vigor vegetatif yang sangat baik terutama apabila tanah cukup air dan hara. Sebaliknya, pada kondisi jarak tanam rapat (20x20) Cm hanya menghasilkan <20 anakan/rumpun.Pengertian Jajar LegowoSistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang ber-selang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah
Legowo diambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata “Lego” berarti Luas dan “dowo” berarti Panjang. Legowo diartikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong. Pada penerapan sistem legowo, perlu diperhatikan tingkat kesuburan tanah pada areal yang akan ditanami. Jika tergolong subur, maka disarankan untuk menerapkan pola tanaman sisipan hanya pada baris pinggir kiri dan kanannya (Legowo 4:1 Tipe 1). Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kerebahan tanaman akibat serapan hara yang tinggi. Sedangkan pada areal yang kurang subur semua barisan disisipkan tanaman (Legowo 4:1 Tipe 2). Prinsip Tanam Jajar Legowo Sistem jajar legowo merupakan suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Penerapan jajar legowo selain meningkatkan populasi pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara disekeliling tanaman pinggir sehingga tanaman dapat berfotosintesis lebih baik.
Selain itu, tanaman yang berada di pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara optimal yang ber-
guna dalam proses fotosintesis. Penerapan sistem tanam legowo disarankan menggunakan
jarak tanam (25x25) Cm antar rumpun dalam baris, 12,5 Cm jarak dalam baris; dan 50 Cm sebagai jarak antar barisan/lorong ditulis (25x12,5x50) atau (30x20x50) Cm. Hindarkan penggunaan jarak tanam yang sangat rapat, misalnya (20x20) Cm, karena akan menyebabkan jarak dalam barisan sangat sempit.Legowo 2:1Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per hektar sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,3% dibanding pola tanam tegel (25x25) Cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.
Legowo 4:1 Tipe 1 Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseliruhan baris mendapat tanaman sisipan.  Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/Ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25) Cm. Legowo 4:1 Tipe 2 Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam
dengan hanya memberikan tambahan sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman 170.667 rumpun/ha dengan persentase peningkatan hanya se-
besar 6,67% dibanding pola tegel (25x25) Cm. Pola ini
cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat keseburan
tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh
tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh
sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama
pertumbuhan
Keuntungan Jajar Legowo
Terdapat ruang terbuka yang lebih lebar diantara dua
kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak
cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi,
sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang ber-
dampak pada peningkatan produktivitas tanaman.
Memberikan kemudahan petani dalam pengelolaan
usahataninya seperti : pemupukan, penyiangan, penyem-
protan hama & penyakit. Disamping itu juga lebih mudah
dalam mengendalikan hama tikus.
Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir
untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk me-
ningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan
populasi.
Sistem tanamnan ini juga berpeluang bagi pengembang-
an sistem produksi padi-ikan (Mina Padi).
Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10-15%.
Kenapa Sistem Tanam Legowo Susah Dikembangkan ?
Setelah kami mengadakan survey dari sampel PPL dan
petani penggarap yang berada di Kecamatan Gegesik
dan Kaliwedi ditemukan beberapa kendala dalam sistem
tanam legowo antara lain :
Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat dan mohon
maaf apabila terdapat kekurangan. Kritik dan saran dari
pembaca kami nantikan demi perbaikan dan dapat
disampaikan melalui alamat e-mai : dlikhin@yahoo.com
atau HP 085221420069
Kebanyakan petani beranggapan bahwa sistem tanam
legowo terlalu susah dan dengan memakai jarak
tanam yang terlalu lebar dan tidak ditanami bisa me-
ngurangi hasil panen (Produksi).
Buruh tanam (Tandur) belum terbiasa dengan sistem
legowo dan memerlukan waktu yang lama.
Belum adanya kaji terap yang khusus (tanam jajar
legowo) dengan spesifik lokalita yang dilakukan tenaga
teknis dan petani.
Belum adanya data yang akurat (pasti) terkait pe-
ningkatan produksi pada tanaman padi yang
memakai tanam jajar legowo.